Kamis, 08 November 2012

Cedera Olah Raga



66. Cedera Olah Raga
67. Patah Tulang Kaki Karena Tekanan (stress fracture)...
68. Shin Splints Bidai Tulang Kering
69. Cedera Urat Lutut
70. Cedera Punggung Atlet Angkat Besi
71. Epikondilitis Lateralis (Backhand tennis elbow)
72. Epikondilitis medialis (Forehand tennis elbow)
73. Tendinitis Rotator Cuff
74. Tendinitis Poplitealis
75. Tendinitis Achilles

Cedera Olah Raga

Cedera Olah Raga adalah cedera pada sistem otot dan rangka tubuh yang disebabkan oleh kegiatan olah raga.

Cedera olah raga yang sering terjadi adalah:
- Patah tulang karena tekanan
- Shin splints
- Tendinitis
- Lutut pelari
- Cedera urat lutut
- Punggung altit angkat besi
- Sikut petenis
- Cedera kepala
- Cedera kaki.

PENYEBAB
Cedera olah raga disebabkan oleh:
- metode latihan yang salah
- kelainan struktural yang menekan bagian tubuh tertentu lebih banyak daripada bagian tubuh lainnya
- kelemahan pada otot, tendon dan ligamen.
Kebanyakan cedera ini disebabkan oleh penggunaan jangka panjang, dimana terjadi pergerakan berulang yang menekan jaringan yang peka.

Metode Latihan Yang Salah.

Metode latihan yang salah merupakan penyebab paling sering dari cedera pada otot dan sendi. Penderita tidak memberikan waktu pemulihan yang cukup setelah melakukan olah raga atau tidak berhenti berlatih ketika timbul nyeri.

Setiap kali otot tertekan oleh aktivitas yang intensif, beberapa otot mengalami cedera dan otot yang lainnya menggunakan cadangan energinya yang tersimpan sebagai glikogen karbohidrat.
Penyembuhan serat-serat otot dan penggantian glikogen memerlukan waktu lebih dari 2 hari.

Sebagian besar program olah raga diselenggarakan secara bergantian; hari ini melakukan latihan berat, hari berikutnya beristirahat atau melakukan latihan ringan.
Hanya perenang yang bisa melakukan latihan yang berat dan ringan setiap hari tanpa mengalami cedera. Kemungkinan daya ampung dari air membantu melindungi otot dan sendi para perenang.

Kelainan Struktural.

Kelainan struktural bisa menyebabkan seseorang lebih peka terhadap cedera olah raga karena adanya tekanan yang tidak semestinya pada bagian tubuh tertentu.
Misalnya, jika panjang kedua tungkai tidak sama, maka pinggul dan lutut pada tungkai yang lebih panjang akan mendapatkan tekanan yang lebih besar.

Faktor biokimia yang menyebabkan cedera kaki, tungkai dan pinggul adalah pronasi (pemutaran kaki ke dalam setelah menyentuh tanah).
Pronasi sampai derajat tertentu adalah normal dan mencegah cedera dengan cara membantu menyalurkan kekuatan menghentak ke seluruh kaki.
Pronasi yang berlebihan bisa menyebabkan nyeri pada kaki, lutut dan tungkai. Pergelangan kaki sangat lentur sehingga ketika berjalan atau berlari, lengkung kaki menyentuh tanah dan kaki menjadi rata.

Jika seseorang memiliki pergelangan kaki yang kaku, maka akan terjadi kebalikannya, yaitu pronasi yang kurang.
Kaki tampak memiliki lengkung yang sangat tinggi dan tidak dapat menyerap goncangan dengan baik, sehingga meningkatkan resiko terjadinya retakan kecil dalam tulang kaki dan tungkai (fraktur karena tekanan).

Kelemahan Otot, Tendon & Ligamen.

Jika mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada kekuatan alaminya, maka otot, tendon dan ligamen akan mengalami robekan.
Sendi lebih peka terhadap cedera jika otot dan ligamen yang menyokongnya lemah.
Tulang yang rapuh karena osteoporosis mudah mengalami patah tulang (fraktkur).

Latihan penguatan bisa membantu mencegah terjadinya cedera.
Satu-satunya cara untuk memperkuat otot adalah berlatih melawan tahanan, yang secara bertahap kekuatannya ditambah.

GEJALA
Nyeri pertama kali muncul jika serat-serat otot atau tendon yang jumlahnya terbatas mulai mengalami robekan.
Menghentikan latihan pada saat nyeri terjadi, akan mengurangi cedera pada serat-serat tersebut, sehingga pemulihan lebih cepat terjadi. Jika latihan tidak segera dihentikan, maka jumlah serat yang robek akan lebih banyak, sehingga kerusakannya lebih luas dan penyembuhannya menjadi lebih lama.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, keterangan dari penderita mengenai aktivitas yang dilakukannya dan hasil pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan meliputi:
- CT scan
- MRI
- Artroskopi
- Elektromiografi
- Pemeriksaan dengan bantuan komputer lainnya untuk menilai fungsi otot dan sendi.

PENGOBATAN
Pengobatan segera untuk hampir semua cedera olah raga adalah istirahat, kompres es batu dan pengangkatan.

Bagian yang terluka segera diistirahatkan untuk meminimalkan perdarahan dalam dan pembengkakan serta untuk mencegah bertambah parahnya cedera.
Es batu menyebabkan pembuluh darah mengkerut, membantu mengurangi peradangan dan nyeri.

Membungkus daerah yang mengalami cedera dengan perban elastik dan mengangkatnya sampai diatas jantung, akan membantu mengurangi pembengkakan.
Pengompresan dengan es batu dilakukan selama 10 menit. Suatu perban elastik bisa dililitkan secara longgar di sekeliling kantong es batu.

Bagian yang mengalami cedera tetap diangkat, tetapi kompres es dilepaskan selama 10 menit, setelah itu dikompres lagi selama 10 menit. Hal ini dilakukan secara bergantian dalam waktu 1-1,5 jam.
Tindakan diatas bisa diulang sebanyak beberapa kali selama 24 jam pertama.

Es mengurangi nyeri dan pembengkakan melalui beberapa cara.
Daerah yang mengalami cedera mengalami pembengkakan karena cairan merembes dari dalam pembuluh darah. Dengan menyebabkan mengkerutnya pembuluh darah, maka dingin akan mengurangi kecenderungan merembesnya cairan sehingga mengurangi jumlah cairan dan pembengkakan di daerah yang terkena.
Menurunkan suhu kulit di sekitar daerah yang terkena bisa mengurangi nyeri dan kejang otot.
Dingin juga akan mengurangi kerusakan jaringan karena proses seluler yang lambat.

Pengompresan dengan es batu terlalu lama bisa merusak jaringan.
Jika suhu sangat rendah (sampai sekitar 15 derajat Celsius), kulit akan memberikan reaksi sebaliknya, yaitu menyebabkan melebarkan pembuluh darah. Kulit tampak merah, teraba hangat dan gatal, juga bisa terluka.
Efek tersebut biasanya terjadi dalam waktu 9-16 menit setelah dilakukan pengompresan dan akan berkurang dalam waktu sekitar 4-8 menit setelah es diangkat.
Karena itu es harus diangkat sebelum efek ini terjadi atau setelah 10 menit, baru dikompreskan lagi 10 menit kemudian.

Penyuntikan kortikosteroid ke dalam sendi yang terluka atau jaringan di sekitarnya bisa mengurangi nyeri dan pembengkakan.
Tetapi penyuntikan ini bisa memperlambat penyembuhan, meningkatkan resiko terjadinya kerusakan tendon dan tulang rawan dan memperburuk cedera karena memungkinkan penderita menggunakan sendinya yang terluka sebelum sembuh total.

Terapi fisik bisa berupa pemanasan, pendinginan, listrik, gelombang suara, penarikan (traksi) atau latihan di air, bisa dilakukan sebagai tambahan terhadap terapi latihan.
Lamanya dilakukan terapi fisik tergantung kepada berat dan kompleksnya cedera yang terjadi.

Aktivitas atau olah raga yang menyebabkan cedera sebaiknya dihindari sampai cedera benar-benar sembuh.
Lebih baik mengganti jenis olah raga daripada tidak melakukan aktivitas fisik sama sekali, karena sama sekali tidak melakukan kegiatan bisa menyebabkan otot kehilangan massa, kekuatan dan ketahanannya.

PENCEGAHAN
Pemanasan sebelum melakukan latihan yang berat dapat membantu mencegah terjadinya cedera.
Latihan ringan selama 3-10 menit akan menghangatkan otot sehingga otot lebih lentur dan tahan terhadap cedera.
Metode pemanasan yang aktif lebih efektif daripada metode pasif seperti air hangat, bantalan pemanas, ultrasonik atau lampu infra merah. Metode pasif tidak menyebabkan bertambahnya sirkulasi darah secara berarti.

Pendinginan adalah mengurangi latihan secara bertahap sebelum latihan dihentikan.
Pendinginan mencegah terjadinya pusing dengan menjaga aliran darah. Jika latihan yang berat dihentikan secara tiba-tiba, darah akan terkumpul di dalam vena tungkai dan untuk sementara waktu menyebabkan berkurangnya aliran darah ke kepala.
Pendinginan juga membantu membuang limbah metabolik (misalnya asam laktat dari otot), tetapi pendinginan tampaknya tidak mencegah sakit otot pada hari berikutnya, yang disebabkan oleh kerusakan serat-serat otot.

Latihan peregangan tampaknya tidak mencegah cedera, tetapi berfungsi memperpanjang otot sehingga otot bisa berkontraksi lebih efektif dan bekerja lebih baik.
Untuk menghindari kerusakan otot karena peregangan, hendaknya peregangan dilakukan setelah pemanasan atau setelah berolah raga, dan setiap gerakan peregangan ditahan selama 10 hitungan.

Pelapis sepatu (ortotik) seringkali dapat memperbaiki masalah kaki seperti pronasi.
Pelapis ini sifatnya bisa lentur, agak kaku atau kaku dan panjangnya bervariasi, disesuaikan dengan sepatu yang digunakan.
Sepatu lari yang baik memiliki:
- sudut tumit yang kaku untuk mengendalikan gerakan bagian belakang kaki
- sebuah penyangga di sepanjang pelapis untuk mencegah pronasi yang berlebihan
- sebuah lubang sepatu yang diberik bantalan untuk menyokong pergelangan kaki.
Ukuran ortotik biasanya 1 nomor lebih kecil daripada ukuran sepatu yang digunakan.



Patah Tulang Kaki Karena Tekanan (stress fracture)


Patah Tulang Kaki Karena Tekanan (stress fracture) adalah retakan kecil di dalam tulang yang seringkali terjadi karena benturan jangka panjang yang berlebihan.

Pada pelari, tulang dari kaki tengah (metatarsal) sangat peka terhadap fraktur jenis ini. Tulang yang paling sering terkena adalah tulang pada 3 jari kaki yang di tengah.
Tulang metatarsal dari ibu jari kaki relatif kebal terhadap cedera karena kuat dan ukurannya lebih besar; sedangkan tulang metatarsal dari kelingking kaki biasanya terlindung karena tekanan terbesar disalurkan ke ibu jari dan jari di sebelahnya.

PENYEBAB
Faktor resiko terjadinya patah tulang kaki karena tekanan adalah:
- lengkung kaki yang tinggi
- sepatu olah raga yang kurang menyerap goncangan
- peningkatan jumlah dan intensitas latihan yang mendadak.

GEJALA
Gejala utama adalah nyeri di bagian depan kaki, yang biasanya timbul selama latihan yang panjang atau berat.

Pada awalnya, nyeri menghilang dalam beberapa detik setelah latihan dihentikan.
Jika latihan dilanjutkan, nyeri akan kembali terasa dan berlangsung lebih lama setelah latihan dihentikan.

Pada akhirnya, nyeri menyebabkan penderita tidak dapat berlari dan nyeri tetap dirasakan meskipun dalam keadaan istirahat.

Daerah di sekitar tulang yang patah bisa mengalami pembengkakan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Jika disentuh, terasa sakit.

Patah tulang ini sangat halus sehingga seringkali tidak tampak pada foto rontgen.
Rontgen dapat menunjukkan adanya jaringan (kalus) yang terbentuk di sekitar tulang yang patah pada saat 2-3 minggu selah cedera, sebagai pertanda terjadinya penyembuhan tulang.

Skening tulang bisa membantu memperkuat diagnosis.

PENGOBATAN
Penderita tidak boleh berlari sampai patah tulangnya sembuh, tetapi olah raga lainnya masih boleh dilakukan.

Setalah patah tulang sembuh, untuk membantu mencegah kekambuhan, sebaiknya digunakan sepatu atletik yang mampu menyerap goncangan dan berlari diatas permukaan yang lembut (misalnya rumput).

Jika dilakukan pemasangan gips, maka setelah 1-2 minggu gips harus dilepas untuk mencegah melemahnya otot.

Masa penyembuhan biasanya memerlukan waktu 3-12 minggu, tetapi pada usia lanjut atau status kesehatan yang buruk, mungkin diperlukan waktu yang lebih lama.




Shin Splints Bidai Tulang Kering


Bidai Tulang Kering (Shin splints) adalah nyeri karena kerusakan otot di sepanjang tulang kering.

2 kelompok otot di tulang kering sangat peka terhadap shin splints. Lokasi nyeri tergantung kepada kelompok otot yang terkena.


Shin splints anterolateral terjadi pada otot-otot di bagian depan ( anterior) dan di bagian luar (lateral) tulang kering.
Penyebabnya adalah ketidakseimbangan alami dalam ukuran otot-otot yang berlawanan.
Otot tulang kering menarik kaki ke atas dan otot betis yang lebih besar dan lebih kuat menarik kaki ke bawah setiapkali tumit menyentuh tanah selama berjalan atau berlari. Otot betis bisa memberikan dorongan yang sangat kuat sehingga dapat melukai otot tulang kering.

Gejala utama adalah nyeri di sepanjang tulang kering bagian depan dan luar.
Pada awalnya nyeri hanya dirasakan segera setelah tumit menyentuh kaki selama berlari. Jika terus berlari, nyeri tejradi pada setiap langkah, dan akhirnya menetap.

Pada pemeriksaan fisik, bila disentuh maka tulang kering akan terasa nyeri.

Penderita sebaiknya berhenti berlari untuk sementara waktu dan melakukan olah raga yang lain.
Latihan peregangan otot betis akan banyak membantu.
Setelah otot tulang kering mulai membaik, bisa mulai dilakukan latihan untuk memperkuat otot tulang kering.


Shin splints posteromedial terjadi pada otot-otot di bagian belakang (posterior) dan di bagian dalam (medial) dari tulang kering, yang bertugas mengangkat tumit sesaat sebelum jari-jari kaki ditarik.
Penyebabnya adalah karena berlari diatas jalan yang berbatu-batu.
Keadaan ini akan memburuk jika kaki terlalu diputar ke dalam atau menggunakan sepatu lari yang tidak dapat mencegah terjadinya pemutaran kaki yang berlebihan.

Nyeri biasanya dirasakan di sepanjang bagian dalam tungkai bawah, sekitar 2,5-10 cm diatas pergelangan kaki dan akan memburuk jika penderita berdiri diatas jari-jari kakinya atau memutar pergelangan kakinya ke dalam.

Jika penderita terus berlari, nyeri akan berpindah ke depan dan menyerang pergelangan kaki bagian dalam dan bisa menjalar ke tulang kering atas sampai 5-10 cm di bawah lutut.

Pada awalnya hanya tendon otot yang mengalami peradangan dan nyeri, tetapi jika penderita terus berlari, ototnya sendiri juga akan terkena.
Pada akhirnya tekanan pada tendon yang meradang bisa benar-benar menariknya dari tempat perlekatannya di tulang, sehingga terjadi perdarahan dan peradangan lebih lanjut. Kadang bagian tulang kering yang melekat pada tendon mengalami robekan.

Pengobatan utama adalah berhenti berlari dan melakukan olah raga lain.
Untuk menjaga memutarnya kaki bisa digunakan sepatu dengan sudut tumit yang kaku dan penyangga lengkung kaki khusus.

Untuk menghindari kekambuhan, sebaiknya tidak berlari diatas jalan yang berbatu-batu.

Pada kasus yang berat, dimana bagian tulang kering ada yang robek, pembedahan dilakukan untuk memperbaikinya.

Pengobatan eksperimental yang berupa suntikan kalsitonin (hormon pembentuk tulang) atau tablet alendronat (obat untuk memperlambat kerapuhan tulang), diberikan kepada penderita yang tidak memberikan respon terhadap pengobatan lainnya.

Kadang tidak ada pengobatan yang efektif dan penderita harus benar-benar menghentikan olah raga lari.

PENYEBAB
Penyebab yang umum adalah berdiri terlalu lama, yang memberikan tekanan yang berulang pada tungkai bawah.

Cedera Urat Lutut

Cedera Urat Lutut (Ketegangan otot femoralis posterior, Robekan urat lutut) adalah setiap cedera pada urat lutut, yang terdapat di paha bagian belakang.

Urat lutut (hamstring) berperan dalam meluruskan pinggul dan membengkokkan lutut.
Hamstring lebih lemah daripada kuadriseps (otot di paha depan).

PENYEBAB
Jika kekuatan hamstring kurang dari 60% dari kekuatan kuadriseps, maka kuadriseps akan akan menjadi lebih kuat dan dapat mencederai hamstring.

GEJALA
Biasanya akan timbul nyeri secara mendadak di paha bagian belakang pada saat hamstring berkontraksi secara tiba-tiba dan dengan sekuat tenaga.

PENGOBATAN
Pengobatan segera meliputi istirahat, kompres es batu, penekanan dan pengangkatan.

Selama otot masih dalam proses penyembuhan, penderita tidak diperbolehkan berlari atau melompat, tetapi masih boleh berlari-lari kecil di tempat, berdayung atau berenang.

Setelah pemulihan dimulai, bisa dilakukan latihan untuk memperkuat hamstring guna membantu mencegah terjadinya kekambuhan.

Cedera Punggung Atlet Angkat Besi


Punggung Atlet Angkat Besi adalah suatu cedera pada tendon dan otot punggung sebelah bawah, yang menyebabkan kejang otot dan sakit.

PENYEBAB
Setiap tenaga yang kuat bisa merobek otot dan tendon pada punggung bawah (daerah lumbar).

Cedera ini sering terjadi pada olah raga yang membutuhkan dorongan atau tarikan untuk melawan tahanan yang kuat, seperti pada atlet angkat besi atau pemain sepak bola.

Cedera ini juga terjadi pada cabang oleh raga yang membutuhkan pemutaran punggung yang mendadak, misalnya pada permainan bola basket dan golf.

Faktor resiko untuk terjadinya cedera punggung adalah:
- Lengkung tulang punggung bagian bawah yang terlalu berlebihan
- Tulang pinggul yang miring ke depan
- Otot punggung yang lemah atau kaku
- Otot perut dan otot paha yang lemah
- Urat lutut yang kaku.

Punggung juga rentan terhadap cedera jika tulang belakang menjadi rapuh akibat artritis, gangguan penyusunan tulang belakang atau tumor tulang belakang.

GEJALA
Cedera tulang punggung biasanya menyebabkan nyeri tiba-tiba pada punggung bawah selama mengayun, mendorong atau menarik.

Pada awalnya nyeri tidak terlalu berat sehingga penderita masih bisa melanjutkan latihannya.
Otot dan tendon yang robek selanjutnya akan mengalami perdarahan dan membengkak, dan 2-3 jam kemudian terjadi kejang yang menyebabkan nyeri hebat.

Setiap pergerakan punggung akan memperburuk rasa nyeri, sehingga penderita seringkali memilih posisi seperti bayi dalam rahim.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Jika punggung bawah disentuh akan terasa sakit dan semakin memburuk jika penderita membungkuk ke depan.

PENGOBATAN
Penderita harus berisitirahat dan daerah punggung yang sakit dikompres dengan es batu.

Setelah keadaaan membaik, bisa dilakukan latihan otot perut (yang membantu menstabilkan punggung) dan latihan untuk meregangkan dan memperkuat otot punggung.

PENCEGAHAN
Menggunakan sabuk-angkat besi bisa membantu mencegah terjadinya cedera punggung.

Epikondilitis Lateralis (Backhand tennis elbow)

Epikondilitis Lateralis (Backhand tennis elbow) merupakan kerusakan pada tendon yang berfungsi menekuk pergelangan tangan ke arah belakang menjauhi telapak tangan, yang menyebabkan nyeri pada lengan bawah sebelah belakang luar.

PENYEBAB
Rasa sakit pada otot-otot lengan bawah yang melekat pada sikut bagian luar akan timbul jika tempat perlekatan tersebut mendapatkan tekanan yang berlebihan.
Epikondilitis lateralis paling sering terjadi ketika petenis baru melakukan pukulan backhand. Tenaga raket ketika memukul bola bisa merusak tendon karena tenaga ini bergulir ke ujung sikut.

Faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya backhand tennis elbow adalah:
- Penggunaan pukulan backhand yang tidak tepat
- Otot bahu dan pergelangan tangan yang lemah
- Menggunakan raket yang terlalu pendek
- Memukul bola tidak pada pusat raket
- Memukul bola yang berat dan basah.

GEJALA
Gejala pertama yang muncul adalah nyeri ketika melakukan pukulan backhand atau gerakan lainnya yang menyerupai pukulan backhand.

Nyeri dirasakan di sepanjang sikut bagian belakang luar dan lengan bawah sebelah luar.

Melanjutkan permainan tenis akan menyebabkan penjalaran nyeri ke pergelangan tangan dan mengakibatkan nyeri ketika beristirahat.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Sikut terasa nyeri ketika penderita meletakkan lengan dan telapak tangannya diatas meja dan penderita berusaha untuk mengangkat tangannnya dengan cara menekuk pergelangan tangannya.

PENGOBATAN
Penderita sebaiknya menghindari berbagai aktivitas yang menyebabkan nyeri.
Bisa dilakukan olah raga yang tidak menggunakan pergelangan tangan, seperti jogging, bersepeda atau bola basket.

Latihan penguatan otot yang menekuk dan meluruskan pergelangan tangan bisa dilakukan setelah keadaan membaik.



Epikondilitis medialis (Forehand tennis elbow)

Epikondilitis Medialis (Forehand tennis elbow, baseball elbow, suitcase elbow) adalah kerusakan pada tendon yang bertugas menekuk pergelangan tangan ke arah telapak tangan, yang menyebabkan nyeri lengan bawah pada sisi telapak tangan, mulai dari sikut sampai ke pergelangan tangan.

PENYEBAB
Cedera ini disebabkan oleh menekuknya pergelangan tangan ke arah telapak tangan karena adanya tekanan yang berlebihan.
Faktor-faktor yang menghasilkan tekanan seperti tersebut diatas adalah:
- Otot bahu dan otot tangan yang lemah
- Melakukan serve dengan tenaga yang luar biasa pada saat bermain tenis
- Memukul bola yang berat dan basah
- Menggunakan raket yang terlalu berat atau tali senarnya terlalu tegang
- Melempar bola
- Melempar lembing
- Membawa koper yang berat.

GEJALA
Nyeri dirasakan di sepanjang sikut pada sisi telapak tangan dan lengan bawah bagian dalam.

Melanjutkan latihan bisa menyebabkan tertariknya tendon dari tulang sehingga terjadi perdarahan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

PENGOBATAN
Penderita hendaknya menghindari setiap aktivitas yang menyebabkan nyeri jika pergelangan tangannya ditekuk ke arah telapak tangan.

Pembedahan biasanya bisa mengurangi nyeri yang menetap.

Setelah keadaan membaik, dilakukan latihan untuk memperkuat otot pergelangan tangan dan otot bahu.


Tendinitis Rotator Cuff

Tendinitis Rotator Cuff (Swimmer's shoulder, Tennis shoulder, Pitcher's shoulder, Shoulder impingement syndrome) adalah robekan dan pembengkakan pada rotator cuff (otot dan tendon yang menahan lengan atas di dalam sendi bahu).

PENYEBAB
Tendon ini sering mengalami cedera pada olah raga dimana lengan harus digerakkan melampaui kepala secara berulang, seperti melempar bola, mengangkat beban berat ke atas bahu, melakukan serve pada olah raga dengan raket dan berenang gaya bebas, gaya kupu-kupu atau gaya punggung.

Menggerakkan lengan melampaui kepala secara berulang bisa menyebabkan puncak dari tulang lengan bergesekan dengan sebagian sendi bahu dan tendonnya, sehingga merobek serat-seratnya.
Jika gerakan tersebut terus dilakukan meskipun menimbulkan nyeri, maka tendon bisa robek atau bahkan terlepas dari tulang.

GEJALA
Nyeri bahu merupakan gejala utama.
Pada awalnya nyeri hanya timbul jika melakukan gerakan mengangkat tangan melampaui kepala. Lama-lama nyeri bahkan dirasakan ketika lengan digunakan untuk berjabatan tangan.

Mendorong benda juga menimbulkan nyeri, tetapi menarik benda ke arah tubuh penderita tidak menyebabkan nyeri.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, yaitu timbul rasa nyeri jika tangan diangkat melebihi bahu.

Kadang pemeriksaan artogram bisa menunjukkan adanya robekan total dari tendon rotator cuff, tetapi kurang sensitif dalam menunjukkan robekan parsial.

PENGOBATAN
Tendon yang mengalami cedera diistirahatkan dan dilakukan latihan untuk memperkuat bahu.

Penderita sebaiknya menghindari gerakan mendorong benda atau mengangkat sikut melebihi bahu.

Kadang perlu dilakukan pembedahan jika cederanya sangat berat atau jika tendon robek total atau jika dalam waktu 1 tahun keadaan tidak membaik.

Tendinitis Poplitealis

Tendinitis Poplitealis adalah sebuah robekan di dalam tendon popliteus, yang berawal dari permukaan luar pada dasar tulang paha (femur) dan menyilang ke bagian belakang lutut, menuju ke sisi sebelah dalam dari bagian atas tulang kering (tibia).

PENYEBAB
Tendon popliteus bertugas mencegah terputarnya tungkai bawah keluar selama berlari.
Pemutaran ke dalam yang berlebihan (pronasi) di kaki (misalnya ketika berlari menuruni bukit), cenderung memberikan tekanan berlebihan pada tendon ini sehingga tendon bisa mengalami robekan.

GEJALA
Sakit dan nyeri (terutama jika berlari menuruni bukit), dirasakan di sepanjang lutut bagian luar.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala.

PENGOBATAN
Penderita tidak boleh berlari sampai daerah yang terkena bebas dari nyeri dan tidak boleh lari menuruni bukit paling sedikit selama 3 minggu setelah diperbolehkan lari kembali.
Selama proses penyembuhan, penderita boleh mengganti kegiatannya dengan bersepeda.

Pelapis sepatu, terutama bentuk segitiga, dipasang di depan tumit untuk membantu mencegah terputarnya kaki ke dalam.


Tendinitis Achilles


Tendinitis Achilles adalah suatu peradangan pada tendon Achilles, yaitu urat daging yang membentang dari otot betis ke tumit.

Otot betis dan tendon Achilles berfungsi menurunkan kaki bagian depan setelah tumit menyentuh tanah dan mengangkat tumit ketika jari-jari kaki ditekan sebelum melangkah dengan kaki yang lainnya.

PENYEBAB
Tendinitis achilles terjadi jika tekanan pada tendon lebih besar dibandingkan dengan kekuatan tendon tersebut.
Berlari menuruni bukit memberikan tekanan lebih pada tendon achilles karena kaki bagian depan harus melangkah lebih jauh sebelum menyentuh tanah.
Berlari menaiki bukit juga memberikan tekanan berlebih pada tendon achilles karena otot betis harus mengerahkan tenaga lebih besar untuk mengangkat tumit ketika jari-jari kaki didorong.

Berbagai faktor biomekanik yang cenderung menyebabkan cedera pada tendon Achilles:
- Pronasi (berputar ke dalam) kaki yang berlebihan
- Kebiasaan berpijak terlalu jauh dari tumit
- Urat lutut dan otot betis yang kaku
- Lengkung kaki yang tinggi
- Tendon Achilles yang kaku
- Kelainan bentuk tumit.

GEJALA
Gejala utamanya adalah nyeri, yang biasanya sangat hebat jika penderita bangun dari duduk atau berbaring atau ketika penderita mulai berlari.
Nyeri seringkali mereda jika penderita terus berjalan atau lari, walalupun terasa nyeri dan kaku.

Tendon Achilles terbungkus dalam suatu selubung pelindung; diantara tendon dan selubungnya terdapat lapisan lemak yang tipis, yang memungkinkan tendon bergerak dengan bebas.
Jika tendon mengalami cedera, akan terbentuk jaringan parut diantara tendon dan selubungnya, sehingga setiap kali bergerak, tendon akan menarik selubung pembungkusnya. Itulah sebabnya mengapa pergerakan menyebabkan rasa nyeri.

Terus berjalan atau berlari akan mengurangi nyeri karena menyebabkan meningkatnya suhu dari selubung, sehingga menjadi lebih lentur dan tendon dapat bergerak lebih bebas.

Menekan tendon biasanya juga akan menyebabkan nyeri.

Jika penderita tidak menghiraukan nyeri yang terjadi dan terus berlari, maka jaringan parut yang kaku akan menggantikan tendon yang elastik dan tendon akan selalu terluka selama penderita melakukan latihan, tanpa disertai kemungkinan untuk sembuh.

DIAGNOSA
Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya nyeri tumpul di sepanjang tendon yang terkena dan jika diberikan tahanan terhadap otot yang menempel pada tendon tersebut, maka akan timbul nyeri.

PENGOBATAN
Berhenti berlari dan menggantinya dengan bersepeda selama nyeri menetap, merupakan bagian penting dari pengobatan.

Tindakan lainnya tergantung kepada penyebab atau keadaan penderita.
Menggunakan sepatu dengan bagian telapak yang lentur dan pemasangan lapisan sepatu bisa mengurangi ketegangan tendon dan menstabilkan tumit.

Latihan untuk meregangkan otot lutut bisa dimulai segera setelah nyeri hilang.
Demikian pula halnya dengan latihan untuk memperkuat tendon Achilles.

Penderita sebaiknya tidak berlari menaiki bukut atau menuruni bukit dengan kecepatan tinggi sampai tendonnya telah sembuh sempurna, yang biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu sampai beberapa tahun.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar