Jumat, 09 November 2012

Tumor Tulang


Tumor Tulang Non-Kanker
Kanker Tulang Primer
Tumor Tulang Metastatik

Tumor Tulang Non-Kanker

Tumor Tulang Non-kanker adalah suatu pertumbuhan sel-sel yang abnormal di dalam tulang yang sifatnya jinak.

Yang merupakan tumor tulang jinak adalah:
  • Osteokondroma
  • Kondroma Jinak
  • Kondroblastoma
  • Fibroma Kondromiksoid
  • Osteoid Osteoma
  • Tumor Sel Raksasa.

PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui.

GEJALA
OSTEOKONDROMA

Osteokondroma (Eksostosis Osteokartilaginous) merupakan tumor tulang jinak yang paling sering ditemukan. Biasanya menyerang usia 10-20 tahun.
Tumor ini tumbuh pada permukaan tulang sebagai benjolan yang keras. Penderita dapat memiliki satu atau beberapa benjolan.
10% dari penderita yang memiliki beberapa osteokondroma, akan mengalami kelaganasan tulang yang disebut kondrosarkoma, tetapi penderita yang hanya memiliki satu osterokondroma, tidak akan menderita kondrosarkoma.


KONDROMA JINAK

Kondroma Jinak biasanya terjadi pada usia 10-30 tahun, timbul di bagian tengah tulang.
Beberapa jenis kondroma menyebabkan nyeri. Jika tidak menimbulkan nyeri, tidak perlu diangkat atau diobati. Untuk memantau perkembangannya, dilakukan foto rontgen.
Jika tumor tidak dapat didiagnosis melalui foto rontgen atau jika menyebabkan nyeri, mungkin perlu dilakukan biopsi untuk menentukan apakah tumor tersebut bisa berkembang menjadi kanker atau tidak.


KONDROBLASTOMA

Kondroblastoma merupakan tumor yang jarang terjadi, yang tumbuh pada ujung tulang. Biasanya timbul pada usia 10-20 tahun.
Tumor ini dapat menimbulkan nyeri, yang merupakan petunjuk adanya penyakit ini.
Pengobatan terdiri dari pengangkatan melalui pembedahan; kadang setelah dilakukan pembedahan, tumor bisa tumbuh kembali.


FIBROMA KONDROMIKSOID

Fibroma Kondromiksoid merupakan tumor yang sangat jarang, yang terjadi pada usia kurang dari 30 tahun.
Nyeri merupakan gejala yang biasa dikeluhkan.
Tumor ini akan memberikan gambaran yang khas pada foto rontgen.
Pengobatannya adalah pengangkatan melalui pembedahan.


OSTEOID OSTEOMA

Osteoid Osteoma adalah tumor yang sangat kecil, yang biasanya tumbuh di lengan atau tungkai, tetapi dapat terjadi pada semua tulang.
Biasanya akan menimbulkan nyeri yang memburuk pada malam hari dan berkurang dengan pemberian aspirin dosis rendah.
Kadang otot di sekitar tumor akan mengecil (atrofi) dan keadaan ini akan membaik setelah tumor diangkat.
Skening tulang menggunakan pelacak radioaktif bisa membantu menentukan lokasi yang tepat dari tumor tersebut. Kadang-kadang tumor sulit ditentukan lokasinya dan perlu dilakukan pemeriksaan tambahan seperti CT scan dan foto rontgen dengan teknik yang khusus.
Pengangkatan tumor melalui pembedahan merupakan satu-satunya cara untuk mengurangi nyeri secara permanen. Bila penderita enggan menjalani pembedahan, untuk mengurangi nyeri bisa diberikan aspirin.


TUMOR SEL RAKSASA

Tumor Sel Raksasa biasanya terjadi pada usia 20 tahun dan 30 tahun. Tumor ini umumnya tumbuh di ujung tulang dan dapat meluas ke jaringan di sekitarnya.
Biasanya menimbulkan nyeri.
Pengobatan tergantung dari ukuran tumor. Tumor dapat diangkat melalui pembedahan dan lubang yang terbentuk bisa diisi dengan cangkokan tulang atau semen tulang buatan agar struktur tulang tetap terjaga.
Pada tumor yang sangat luas kadang perlu dilakukan pengangkatan satu segmen tulang yang terkena.
Sekitar 10 % tumor akan muncul kembali setelah pembedahan.
Walaupun jarang, tumor ini bisa tumbuh menjadi kanker.

DIAGNOSA
# Diagnosis tumor tulang jinak ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan: Rontgen tulang
# Biopsi tulang
# Skening tulang (bisa menunjukkan ukuran dan lokasi tumor)
# Pemeriksaan darah (peningkatan kadar enzim alkalin fosfatase).

PENGOBATAN
Tumor tulang jinak biasanya tidak perlu diobati, tetapi harus dimonitor secara periodik untuk mengetahui perkembangan maupun penyusutannya.
Kadang perlu diangkat melalui pembedahan.


Kanker Tulang Primer


Terdapat 2 macam kanker tulang:

1. Kanker tulang metastatik atau kanker tulang sekunder : kanker dari organ lain yang menyebar ke tulang, jadi kankernya bukan berasal dari tulang.
Contohnya adalah kanker paru yang menyebar ke tulang, dimana sel-sel kankernya menyerupai sel paru dan bukan merupakan sel tulang.
2. Kanker tulang primer : merupakan kanker yang berasal dari tulang.
Yang termasuk ke dalam kanker tulang primer adalah:
- Mieloma multipel
- Osteosarkoma
- Fibrosarkoma & Histiositoma Fibrosa Maligna
- Kondrosarkoma
- Tumor Ewing
- Limfoma Tulang Maligna.

MIELOMA MULTIPEL

Mieloma Multipel merupakan kanker tulang primer yang paling sering ditemukan, yang berasal dari sel sumsum tulang yang menghasilkan sel darah.
Umumnya terjadi pada orang dewasa.

Tumor ini dapat mengenai satu atau lebih tulang sehingga nyeri dapat muncul pada satu tempat atau lebih.
Pengobatannya rumit, yaitu meliputi kemoterapi, terapi penyinaran dan pembedahan.


OSTEOSARKOMA

Osteosarkoma (Sarkoma Osteogenik) adalah tumor tulang ganas, yang biasanya berhubungan dengan periode kecepatan pertumbuhan pada masa remaja.

Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan pada anak-anak. Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun.
Angka kejadian pada anak laki-laki dan anak perempuan adalah sama, tetapi pada akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki.

Penyebab yang pasti tidak diketahui. Bukti-bukti mendukung bahwa osteosarkoma merupakan penyakit yang diturunkan.

Osteosarkoma cenderung tumbuh di tulang paha (ujung bawah), tulang lengan atas (ujung atas) dan tulang kering (ujung atas).
Ujung tulang-tulang tersebut merupakan daerah dimana terjadi perubahan dan kecepatan pertumbuhan yang terbesar. Meskipun demikian, osteosarkoma juga bisa tumbuh di tulang lainnya.

Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri. Sejalan dengan pertumbuhan tumor, juga bisa terjadi pembengkakan dan pergerakan yang terbatas.
Tumor di tungkai menyebabkan penderita berjalan timpang, sedangkan tumor di lengan menimbulkan nyeri ketika lengan dipakai untuk mengangkat sesuatu benda.
Pembengkakan pada tumor mungkin teraba hangat dan agak memerah.

Tanda awal dari penyakit ini bisa merupakan patah tulang karena tumor bisa menyebabkan tulang menjadi lemah. Patah tulang di tempat tumbuhnya tumor disebut fraktur patologis dan seringkali terjadi setelah suatu gerakan rutin.

# Pemeriksaan yang biasa dilakukan: Rontgen tulang yang terkena
# CT scan tulang yang terkena
# Pemeriksaan darah (termasuk kimia serum)
# CT scan dada untuk melihat adanya penyebaran ke paru-paru
# Biopsi terbuka
# Skening tulang untuk melihat penyebaran tumor.

Sebelum dilakukan pembedahan, diberikan kemoterapi yang biasanya akan menyebabkan tumor mengecil.
Kemoterapi juga penting karena akan membunuh setiap sel tumor yang sudah mulai menyebar.

Kemoterapi yang biasa diberikan:
- Metotreksat dosis tinggi dengan leukovorin
- Doxorubicin (adriamisin)
- Cisplatin
- Cyclophosphamide (sitoksan)
- Bleomycin.

Jika belum terjadi penyebaran ke paru-paru, maka angka harapan hidup mencapai 60%.
Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.

FIBROSARKOMA & HISTIOSITOMA FIBROSA MALIGNA

Kanker ini biasanya berasal dari jaringan lunak (jaringan ikat selain tulang, yaitu ligamen, tendo, lemak dan otot) dan jarang berawal dari tulang.
Kanker ini biasanya ditemukan pada usia lanjut dan usia pertengahan.
Tulang yang paling sering terkena adalah tulang pada tungkai, lengan dan rahang.

Fibrosarkoma dan Histiositoma Fibrosa Maligna mirip dengan osteosarkoma dalam bentuk, lokasi dan gejala-gejalanya. Pengobatannya juga sama.


KONDROSARKOMA

Kondrosarkoma adalah tumor yang terdiri dari sel-sel kartilago (tulang rawan) yang ganas.
Kebanyakan kondrosarkoma tumbuh lambat atau merupakan tumor derajat rendah, yang sering dapat disembuhkan dengan pembedahan. Tetapi, beberapa diantaranya adalah tumor derajat tinggi yang cenderung untuk menyebar.
Untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.

Kondrosarkoma harus diangkat seluruhnya melalui pembedahan karena tidak bereaksi terhadap kemoterapi maupun terapi penyinaran. Amputasi tungkai atau lengan jarang diperlukan. Jika tumor diangkat seluruhnya, lebih dari 75% penderita bertahan hidup.


TUMOR EWING

Tumor Ewing (Sarkoma Ewing) muncul pada masa pubertas, dimana tulang tumbuh sangat cepat. Jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 10 tahun dan hampir tidak pernah ditemukan pada anak-anak Afro-Amerika.

Tumor bisa tumbuh di bagian tubuh manapun, paling sering di tulang panjang anggota gerak, panggul atau dada.
Tumor juga bisa tumbuh di tulang tengkorak atau tulang pipih lainnya.

Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri dan kadang pembengkakan di bagian tulang yang terkena. Penderita juga mungkin mengalami demam.

Tumor mudah menyebar, seringkali menyebar ke paru-paru dan tulang lainnya.
Pada saat terdiagnosis, penyebaran telah terjadi hampir pada 30% penderita.

Jika diduga suatu tumor, maka biasanya dilakukan pemeriksaan untuk menentukan lokasi dan penyebaran tumor:
# Rontgen tulang kerangka tubuh
# Rontgen dada
# CT scan dada
# Skening tulang
# Biopsi tumor.

Pengobatan seringkali merupakan kombinasi dari:
# Kemoterapi (siklofosfamid, vinkristin, daktinomisin, doksorubisin, ifosfamid, etoposid)
# Terapi penyinaran tumor
# Terapi pembedahan untuk mengangkat tumor.
Prognosis tergantung kepada lokasi dan penyebaran tumor.


LIMFOMA TULANG MALIGNA

Limfoma Tulang Maligna (Sarkoma Sel Retikulum) biasanya timbul pada usia 40- 50 tahun.
Bisa berasal dari tulang manapun atau berasal dari tempat lain di tubuh kemudian menyebar ke tulang.
Biasanya tumor ini menimbulkan nyeri dan pembengkakan, dan tulang yang rusak lebih mudah patah.

Pengobatan terdiri dari kombinasi kemoterapi dan terapi penyinaran, yang sama efektifnya dengan pengangkatan tumor. Amputasi jarang diperlukan.


Tumor Tulang Metastatik


Tumor Tulang Metastatik merupakan tumor tulang yang berasal dari tumor di bagian tubuh lain yang telah menyebar ke tulang.

# Lesi tulang metastatik dibagi menjadi 3 kelompok: Lesi osteolitik
# Lesi osteoblastik
# Lesi campuran.
Lesi osteolitik paling sering ditemukan pada proses destruktif (penghancuran tulang). Lesi osteoblastik terjadi akibat pertumbuhan tulang baru yang dirangsang oleh tumor. Secara mikroskopis, sebagian besar tumor tulang metastatik merupakan lesi campuran.

PENYEBAB
Tulang merupakan organ ketiga yang paling sering diserang oleh penyakit metastatik (penyakit dari suatu organ yang menyebar ke bagian tubuh lainnya).
Kanker yang paling sering menyebar ke tulang adalah kanker payudara, paru-paru, prostat, tiroid dan ginjal.

Bila dibandingkan antara karsinoma dan sarkoma, maka jenis kanker yang lebih sering menyebar ke tulang adalah karsinoma.
Tulang pertama yang biasanya terkena adalah tulang rusuk, tulang panggul dan tulang belakang; tulang-tulang distal (ujung tubuh) jarang terkena.

Penyebaran terjadi jika suatu tumor tunggal atau sekumpulan sel tumor masuk ke dalam aliran darah dan melalui pembuluh darah di kanalis Harves sampai ke sumsum tulang, dimana mereka berkembangbiak dan membentuk pembuluh darah yang baru.
Pleksus vena Batson di tulang belakang memungkinkan sel-sel kanker masuk ke dalam sirkulasi tulang belakang tanpa harus melalui paru-paru terlebih dahulu. Aliran darah di dalam pleksus ini sangat lambat sehingga sel-sel kanker bisa bertahan hidup dan mempertinggi angka kejadian metastase kanker prostat ke tulang belakang.

GEJALA
Gejala yang sering ditemukan adalah nyeri, fraktur patologis (patah tulang patologis) dan hiperkalsemia.
Nyeri ditemukan pada 70% penderita tumor tulang metastatik. Nyeri terjadi akibat peregangan periosteum oleh tumor dan perangsangan saraf di dalam endostium.
Fraktur patologis paling sering ditemukan pada kanker payudara. Hal ini terjadi akibat penghancuran alami pada lesi kanker.
Hiperkalsemia hanya ditemukan pada 10% penderita.


Kanker payudara yang menyebar ke tulang

Kanker payudara merupakan induk kanker yang paling sering menyebar ke tulang. Sebanyak 50% dari fraktur patologis disebabkan oleh kanker payudara.
Dulu prognosis penderita kanker payudara disertai metastase ke tulang adalah buruk, tetapi saat ini penderita bisa bertahan hidup lebih lama dan merasa jauh lebih baik karena adanya perkembangan yang dramatis dalam hal pengobatan dan pembedahan untuk keadaan tersebut.

Salah satu perkembangan obat baru yang paling menggembirakan adalah golongan obat yang dikenal sebagai bifosfonat (Aredia, Fosamax, Didronel, dll). Obat ini memiliki kemampuan untuk menghambat perkembangan sel-sel tumor di dalam tulang, sehingga mengurangi pembentukan lesi tulang dan mengurangi angka kejadian patah tulang.
Bifosfonat bahkan bisa menghentikan penyebaran kanker payudara ke organ lainnya, seperti paru-paru atau hati.

Di dalam tulang, sel-sel osteoklas dirangsang oleh kanker untuk memecahkan serta menyerap kembali matriks tulang dan kalsium, sehingga timbul nyeri dan terjadi patah tulang.
Bifosfonat menghambat sel osteoklas dan menjaga kekuatan tulang.
Kepada penderita kanker payudara dianjurkan untuk mengkonsumsi obat ini guna melindungi tulangnya.
Efek samping yang ringan maupun sedang, mungkin akan timbul (misalnya nyeri persendian atau gangguan pencernaan), tetapi hal ini sebaiknya bisa ditahan oleh penderita karena perlindungan terhadap tulang adalah lebih penting.

Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri.
Fraktur patologis jarang terjadi. Gejala sistemik yang mungkin terjadi adalah hiperkalsemia.

Kanker payudara paling sering bermetastase ke tulang belakang, tulang rusuk, tulang panggul dan tulang-tulang panjang di bagian proksimal.
Lesinya bisa merupakan osteoblastik maupun osteolitik.

Angka kelangsungan hidup rata-rata setelah metastase terdiagnosis, telah meningkat secara dramatis, yaitu sekitar 24-36 bulan.
Golongan bifosfonat tampaknya telah mampu meningkatkan angka kelangsungan hidup pada penderita.

Kanker payudara merupakan penyebab tersering dari fraktur patologis.
Sebaiknya segera dilakukan stabilisasi ortopedik pada tulang yang melemah, sebelum terjadinya patah tulang.
Pengobatan yang tertunda biasanya menyebabkan meningkatnya resiko komplikasi atau prognosis yang buruk.


Kanker paru-paru yang menyebar ke tulang

Kanker paru-paru merupakan sumber penularan kanker ke tulang nomor 3, setelah kanker payudara dan kanker prostat.
Penderita biasanya berumur diatas 40 tahun dan usia rata-rata dari penderita adalah sekitar 55 tahun. Selalu terdapat riwayat merokok.

Penderita mungkin tidak memiliki gejala selain lesi tulang yang nyeri.
Jika seseorang mengalami metastase dan sumber kankernya tidak dapat ditemukan, maka kemungkinan kankernya berasal dari paru-paru atau ginjal.

Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri.
Fraktur patologis biasanya didahului oleh nyeri yang semakin hebat beberapa minggu sebelumnya.
Pada beberapa kasus, penderita mencoba mengingkari atau tidak menghiraukan gejalanya. Kadang lesi tulang diduganya sebagai otot yang tertarik atau kram,

Gejala sistemik juga bisa terjadi, seperti hiperkalsemia dan osteoartropati pulmoner hipertrofik (penebalan tulang tubuler panjang dan pendek disertai clubbing finger/pembengkakan jari tangan yang tampak seperti tabuh genderang).

Kanker paru metastatik paling sering menyebar ke tulang belakang, tulang rusuk, tulang panggul dan tulang panjang bagian proksimal.
Gambaran yang khas dari lesi ini adalah kemampuannya untuk menyebar ke tulang tangan (50%) dan kaki (15%). Hal ini diduga terjadi karena kemampuan suatu tumor di paru untuk mengalirkan sel-sel ganas secara langsung ke dalam aliran darah arteri, dimana kemudian mereka dapat mengalir ke tempat yang lebih jaruh. Tumor lainnya mengalirkan sel-sel ganas ke dalam vena, dimana kemudian sel-sel tersebut terlebih dahulu masuk ke dalam paru-paru atau hati yang bertindak sebagai filter dan menangkap sel-sel tersebut.

Kanker paru metastatik biasanya muncul sebagai lesi litik dengan pinggiran yang tidak jelas, tanpa matriks dan disertai kerusakan korteks. Lesi paru di dalam tulang juga bisa berupa lesi blastik.

Kanker paru yang menyebar ke tulang merupakan tumor yang paling agresif dan memiliki prognosis yang sangat buruk.
Rata-rata penderitanya bertahan hidup sekitar 6 bulan setelah penyakitnya terdiagnosis.
Stabilisasi ortopedik pada tulang yang lemah sebaiknya dilakukan sebelum terjadinya fraktur.


Karsinoma sel renalis yang menyebar ke tulang

Kanker sel ginjal merupakan sumber kanker nomor 6 yang menyebar ke tulang.
Meskipun jumlah kanker ini sedikit, tetapi mereka sangat menggemari tulang dan karenanya membentuk sejumlah besar lesi tulang.

Penderita biasanya berumur diatas 40 tahun dan usia rata-rata dari penderita adalah sekitar 55 tahun. Penderita bisa hanya menunjukkan gejala berupa lesi tulang yang nyeri.
Tumor primer bisa tumbuh cukup besar tanpa menimbulkan gejala lokal seperti nyeri pinggang atau adanya massa di di dalam perut, karena itu kanker ginjal seringkali baru diketahui setelah terjadinya penyebaran.

Hematuria (adanya darah dalam air kemih) juga merupakan tanda yang sering ditemukan.
Jika seseorang menderita tumor metastatik dan sumbernya tidak dapat diketahui, maka kemungkinan besar tumornya berasal dari paru-paru atau ginjal.

Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri. Beberapa minggu sebelum fraktur patologis biasanya didahului dengan nyeri yang semakin menghebat.
Pada beberapa kasus, penderita mencoba untuk tidak menghiraukan atau menyangkal timbulnya gejala. Kadang lesi tulang yang nyeri dikatakannya sebagai otot yang tertarik atau kram.

Metastase kanker ginjal paling sering menyerang tulang belakang, tulang rusuk, tulang panggul dan tulang panjang bagian proksimal.
Metastase bisa terjadi beberapa tahun setelah lesi primernya diobati.
Ginjal kaya akan pembuluh darah, karena itu metatasenya juga mungkin kaya akan pembuluh darah sehingga bisa menimbulkan perdarahan hebat setelah dilakukannya biopsi.

Kanker ginjal dengan metastase ke tulang bisa merupakan suatu tumor yang sangat agresif dan penderita dengan beberapa lesi tulang memiliki prognosis yang buruk. Terapi penyinaran tidak efektif dan tidak ada kemoterapi yang dapat digunakan.
Rata-rata penderita mampu bertahan sekitar 12-18 bulan setelah penyakitnya terdiagnosis.

Kanker ginjal merupakan salah satu jenis adenokarsinoma metastatik yang bisa diatasi dengan pembedahan.
Stabilisasi ortopedik pada tulang yang lemah sebaiknya dilakukan sebelum terjadinya fraktur.


Kanker prostat metastatik

# Faktor resiko terjadinya kanker prostat: Usia lanjut (usia rata-rata penderita adalah 72 tahun dan sebagian besar terdiagnosis pada umur diatas 55 tahun)
# Riwayat keluarga dengan kanker prostat
# 2 kali lebih sering ditemukan pada pria Afro-Amerika.
Pada stadium lanjut, karsinoma prostat bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh, yang paling sering adalah ke kelenjar getah bening dan tulang.
Tulang yang paling sering terkena adalah tulang belakang, tulang dada, tulang panggul, tulang rusuk dan tulang paha.

Metastase ke tulang ditandai dengan adanya kelainan pada kepadatan tulang. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan turnover tulang.
Aktivitas osteoblastik dan osteoklastik tulang meningkat, tetapi jumlah aktivitas osteoblastik melebihi osteoklastik.

Diagnosis kanker prostat biasanya ditegakkan berdasarkan adanya peningakatan kadar PSA dan atau prostat asid fosfatase atau pada pemeriksaan colok dubur teraba adanya benjolan.
Diagnosis biasanya diperkuat dengan hasil biopsi yang dipandu oleh USG transrektal.

Saat ini, PSA juga digunakan untuk sebagai pertanda yang paling berguna untuk menilai tingkat keterlibatan tulang pada kanker prostat.
Diagnosis metastase ke tulang diperkuat dengan pemeriksaan skening tulang.
Pertanda lainnya yang digunakan untuk menilai keterlibatan tulang (masih dalam taraf percobaan) adalah ICTP.

Metode yang digunakan untuk mengobati kanker prostat adalah prostatektomi (pengangkatan prostat), terapi penyinaran dan terapi hormon.
Beberapa penderita dengan metastase seringkali membutuhkan pengobatan tambahan seperti terapi hormon tingkat dua, yang menyebabkan penekanan pembentukan androgen atau menghalangi aksinya pada kanker.
Pilihan lainnya adalah kemoterapi, terapi penyinaran dan bifosfonat, yang akan menyebabkan berkurangnya osteoklas dan mencegah pemecahan tulang.

Efektivitas bifosfonat dalam mengatasi kanker prostat metastatik masih dalam penelitian.
Pada penderita yang mengalami nyeri yang hebat, bisa diberikan narkotik.

Angka harapan hidup 5 tahun diperkirakan sebesar 8-10%.
60% penderita yang baru terdiagnosis diperkirakan hanya mampu bertahan selama 2 tahun.
Pemeriksaan dan skening tulang sebaiknya dilakukan secara rutin untuk mencegah memburuknya metastase menjadi fraktur patologis.

Seperti telah disebutkan diatas, yang paling sering terkena metastase adalah tulang belakang, tulang dada, tulang panggul, tulang rusuk dan tulang paha. Meskipun demikian, fraktur paling sering terjadi di korteks medialis dari tulang paha proksimal dan badan tulang belakang, karena kedua tempat tersebut menyangga beban yang berat.

Secara keseluruhan, angka kejadian fraktur patologis karena kanker prostat adalah rendah karena adanya reaksi pembentukan tulang (osteoblastik) oleh tumor.
Meskipun terjadi fraktur, kecepatan penyembuhannya mendekati tulang yang normal. Dengan penyembuhan yang normal ini, yang dikombinasikan dengan terapi penyinaran dan terapi hormonal, maka pembedahan untuk stabilisasi hanya perlu dilakukan pada 25% penderita yang mengalami fraktur patologis.

Metastase ke tulang yang didominasi oleh osteolitik jarang terjadi pada kanker prostat.
Lesi osteolitik pada kanker prostat memiliki resiko fraktur yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan lesi osteoblastik.
Penderita yang mengalami ancaman fraktur patologis bisa diobati dengan pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi atau terapi hormonal.

Onkologis (ahli tumor) dan ahli bedah ortopedik sebaiknya melakukan follow-up pasca pembedahan secara bersamaan karena sekitar 25% penderita akan mengalami metastase tulang lainnya.

DIAGNOSA
Seseorang yang menderita kanker di bagian tubuh lain dan mengalami nyeri tulang atau pembengkakan, biasanya akan menjalani pemeriksaan untuk tumor tulang metastatik.
Foto rontgen dan skening tulang dengan zat radioaktif bisa membantu menentukan lokasi dari tumor.

Jika gejala tulang lebih dulu timbul sebelum induk kankernya diketahui, maka pada keadaan ini, lokasi kanker asalnya dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan biopsi.

Pemeriksaan CT lebih spesifik daripada skening tulang dan bisa membedakan antara lesi osteolitik dan lesi osteoblastik.
MRI merupakan metoda paling sensitif untuk mendeteksi metastase tulang karena sel-selnya dapat terlihat sebelum terjadinya reaksi lokal tulang.

PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada jenis kankernya.
Ada kanker yang memberikan respon yang baik terhadap kemoterapi saja, penyinaran saja atau kombinasi antara kemoterapi dan terapi penyinaran; tetapi ada beberapa jenis kanker yang tidak menunjukkan respon terhadap keduanya.
Pembedahan untuk menstabilkan tulang kadang-kadang bisa mencegah terjadinya patah tulang.

Lesi yang tidak memiliki resiko fraktur patologis, bisa diobati dengan penyinaran atau kemoterapi yang sesuai. Lesi yang memiliki resiko fraktur patologis, sebaiknya distabilkan melalui pembedahan elektif sebelum terjadinya patah tulang. Tujuan dari pembedahan adalah untuk mempertahankan stabilitas dan fungsi sistem otot-kerangka tubuh dan untuk mengurangi nyeri. Pembedahan darurat dilakukan pada metastase ke tulang belakang dengan tujuan untuk mempertahankan fungsi neurologis (persarafan).
 
 

1 komentar:

  1. your blog is more usefull ans easly use...

    Fancy designer wear and fashioable.......
    Here We Have Some For You In Your Budget
    For More.... Plz visit Plz visit:-
    designer wear printed

    BalasHapus