|
Tumor Tulang Non-Kanker |
Kanker Tulang Primer |
Tumor Tulang Metastatik |
Tumor Tulang Non-Kanker
Tumor Tulang Non-kanker adalah suatu pertumbuhan sel-sel yang abnormal di dalam tulang yang sifatnya jinak.
Yang merupakan tumor tulang jinak adalah:
- Osteokondroma
- Kondroma Jinak
- Kondroblastoma
- Fibroma Kondromiksoid
- Osteoid Osteoma
- Tumor Sel Raksasa.
PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui.
GEJALA
OSTEOKONDROMA
Osteokondroma
(Eksostosis Osteokartilaginous) merupakan tumor tulang jinak yang
paling sering ditemukan. Biasanya menyerang usia 10-20 tahun.
Tumor ini tumbuh pada permukaan tulang sebagai benjolan yang keras. Penderita dapat memiliki satu atau beberapa benjolan.
10%
dari penderita yang memiliki beberapa osteokondroma, akan mengalami
kelaganasan tulang yang disebut kondrosarkoma, tetapi penderita yang
hanya memiliki satu osterokondroma, tidak akan menderita kondrosarkoma.
KONDROMA JINAK
Kondroma Jinak biasanya terjadi pada usia 10-30 tahun, timbul di bagian tengah tulang.
Beberapa
jenis kondroma menyebabkan nyeri. Jika tidak menimbulkan nyeri, tidak
perlu diangkat atau diobati. Untuk memantau perkembangannya, dilakukan
foto rontgen.
Jika tumor tidak dapat didiagnosis melalui foto rontgen
atau jika menyebabkan nyeri, mungkin perlu dilakukan biopsi untuk
menentukan apakah tumor tersebut bisa berkembang menjadi kanker atau
tidak.
KONDROBLASTOMA
Kondroblastoma merupakan tumor yang jarang terjadi, yang tumbuh pada ujung tulang. Biasanya timbul pada usia 10-20 tahun.
Tumor ini dapat menimbulkan nyeri, yang merupakan petunjuk adanya penyakit ini.
Pengobatan terdiri dari pengangkatan melalui pembedahan; kadang setelah dilakukan pembedahan, tumor bisa tumbuh kembali.
FIBROMA KONDROMIKSOID
Fibroma Kondromiksoid merupakan tumor yang sangat jarang, yang terjadi pada usia kurang dari 30 tahun.
Nyeri merupakan gejala yang biasa dikeluhkan.
Tumor ini akan memberikan gambaran yang khas pada foto rontgen.
Pengobatannya adalah pengangkatan melalui pembedahan.
OSTEOID OSTEOMA
Osteoid
Osteoma adalah tumor yang sangat kecil, yang biasanya tumbuh di lengan
atau tungkai, tetapi dapat terjadi pada semua tulang.
Biasanya akan menimbulkan nyeri yang memburuk pada malam hari dan berkurang dengan pemberian aspirin dosis rendah.
Kadang otot di sekitar tumor akan mengecil (atrofi) dan keadaan ini akan membaik setelah tumor diangkat.
Skening
tulang menggunakan pelacak radioaktif bisa membantu menentukan lokasi
yang tepat dari tumor tersebut. Kadang-kadang tumor sulit ditentukan
lokasinya dan perlu dilakukan pemeriksaan tambahan seperti CT scan dan
foto rontgen dengan teknik yang khusus.
Pengangkatan tumor melalui
pembedahan merupakan satu-satunya cara untuk mengurangi nyeri secara
permanen. Bila penderita enggan menjalani pembedahan, untuk mengurangi
nyeri bisa diberikan aspirin.
TUMOR SEL RAKSASA
Tumor
Sel Raksasa biasanya terjadi pada usia 20 tahun dan 30 tahun. Tumor ini
umumnya tumbuh di ujung tulang dan dapat meluas ke jaringan di
sekitarnya.
Biasanya menimbulkan nyeri.
Pengobatan tergantung dari
ukuran tumor. Tumor dapat diangkat melalui pembedahan dan lubang yang
terbentuk bisa diisi dengan cangkokan tulang atau semen tulang buatan
agar struktur tulang tetap terjaga.
Pada tumor yang sangat luas kadang perlu dilakukan pengangkatan satu segmen tulang yang terkena.
Sekitar 10 % tumor akan muncul kembali setelah pembedahan.
Walaupun jarang, tumor ini bisa tumbuh menjadi kanker.
DIAGNOSA
# Diagnosis tumor tulang jinak ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan: Rontgen tulang
# Biopsi tulang
# Skening tulang (bisa menunjukkan ukuran dan lokasi tumor)
# Pemeriksaan darah (peningkatan kadar enzim alkalin fosfatase).
PENGOBATAN
Tumor
tulang jinak biasanya tidak perlu diobati, tetapi harus dimonitor
secara periodik untuk mengetahui perkembangan maupun penyusutannya.
Kadang perlu diangkat melalui pembedahan.
Kanker Tulang Primer
Terdapat 2 macam kanker tulang:
1. Kanker tulang metastatik atau kanker tulang sekunder : kanker dari
organ lain yang menyebar ke tulang, jadi kankernya bukan berasal dari
tulang.
Contohnya adalah kanker paru yang menyebar ke tulang,
dimana sel-sel kankernya menyerupai sel paru dan bukan merupakan sel
tulang.
2. Kanker tulang primer : merupakan kanker yang berasal dari tulang.
Yang termasuk ke dalam kanker tulang primer adalah:
- Mieloma multipel
- Osteosarkoma
- Fibrosarkoma & Histiositoma Fibrosa Maligna
- Kondrosarkoma
- Tumor Ewing
- Limfoma Tulang Maligna.
MIELOMA MULTIPEL
Mieloma
Multipel merupakan kanker tulang primer yang paling sering ditemukan,
yang berasal dari sel sumsum tulang yang menghasilkan sel darah.
Umumnya terjadi pada orang dewasa.
Tumor ini dapat mengenai satu atau lebih tulang sehingga nyeri dapat muncul pada satu tempat atau lebih.
Pengobatannya rumit, yaitu meliputi kemoterapi, terapi penyinaran dan pembedahan.
OSTEOSARKOMA
Osteosarkoma
(Sarkoma Osteogenik) adalah tumor tulang ganas, yang biasanya
berhubungan dengan periode kecepatan pertumbuhan pada masa remaja.
Osteosarkoma
merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan pada anak-anak.
Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun.
Angka
kejadian pada anak laki-laki dan anak perempuan adalah sama, tetapi pada
akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak ditemukan pada anak
laki-laki.
Penyebab yang pasti tidak diketahui. Bukti-bukti mendukung bahwa osteosarkoma merupakan penyakit yang diturunkan.
Osteosarkoma cenderung tumbuh di tulang paha (ujung bawah), tulang lengan atas (ujung atas) dan tulang kering (ujung atas).
Ujung
tulang-tulang tersebut merupakan daerah dimana terjadi perubahan dan
kecepatan pertumbuhan yang terbesar. Meskipun demikian, osteosarkoma
juga bisa tumbuh di tulang lainnya.
Gejala yang paling sering
ditemukan adalah nyeri. Sejalan dengan pertumbuhan tumor, juga bisa
terjadi pembengkakan dan pergerakan yang terbatas.
Tumor di tungkai
menyebabkan penderita berjalan timpang, sedangkan tumor di lengan
menimbulkan nyeri ketika lengan dipakai untuk mengangkat sesuatu benda.
Pembengkakan pada tumor mungkin teraba hangat dan agak memerah.
Tanda
awal dari penyakit ini bisa merupakan patah tulang karena tumor bisa
menyebabkan tulang menjadi lemah. Patah tulang di tempat tumbuhnya tumor
disebut fraktur patologis dan seringkali terjadi setelah suatu gerakan
rutin.
# Pemeriksaan yang biasa dilakukan: Rontgen tulang yang terkena
# CT scan tulang yang terkena
# Pemeriksaan darah (termasuk kimia serum)
# CT scan dada untuk melihat adanya penyebaran ke paru-paru
# Biopsi terbuka
# Skening tulang untuk melihat penyebaran tumor.
Sebelum dilakukan pembedahan, diberikan kemoterapi yang biasanya akan menyebabkan tumor mengecil.
Kemoterapi juga penting karena akan membunuh setiap sel tumor yang sudah mulai menyebar.
Kemoterapi yang biasa diberikan:
- Metotreksat dosis tinggi dengan leukovorin
- Doxorubicin (adriamisin)
- Cisplatin
- Cyclophosphamide (sitoksan)
- Bleomycin.
Jika belum terjadi penyebaran ke paru-paru, maka angka harapan hidup mencapai 60%.
Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.
FIBROSARKOMA & HISTIOSITOMA FIBROSA MALIGNA
Kanker
ini biasanya berasal dari jaringan lunak (jaringan ikat selain tulang,
yaitu ligamen, tendo, lemak dan otot) dan jarang berawal dari tulang.
Kanker ini biasanya ditemukan pada usia lanjut dan usia pertengahan.
Tulang yang paling sering terkena adalah tulang pada tungkai, lengan dan rahang.
Fibrosarkoma
dan Histiositoma Fibrosa Maligna mirip dengan osteosarkoma dalam
bentuk, lokasi dan gejala-gejalanya. Pengobatannya juga sama.
KONDROSARKOMA
Kondrosarkoma adalah tumor yang terdiri dari sel-sel kartilago (tulang rawan) yang ganas.
Kebanyakan
kondrosarkoma tumbuh lambat atau merupakan tumor derajat rendah, yang
sering dapat disembuhkan dengan pembedahan. Tetapi, beberapa diantaranya
adalah tumor derajat tinggi yang cenderung untuk menyebar.
Untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.
Kondrosarkoma
harus diangkat seluruhnya melalui pembedahan karena tidak bereaksi
terhadap kemoterapi maupun terapi penyinaran. Amputasi tungkai atau
lengan jarang diperlukan. Jika tumor diangkat seluruhnya, lebih dari 75%
penderita bertahan hidup.
TUMOR EWING
Tumor Ewing
(Sarkoma Ewing) muncul pada masa pubertas, dimana tulang tumbuh sangat
cepat. Jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 10 tahun dan
hampir tidak pernah ditemukan pada anak-anak Afro-Amerika.
Tumor bisa tumbuh di bagian tubuh manapun, paling sering di tulang panjang anggota gerak, panggul atau dada.
Tumor juga bisa tumbuh di tulang tengkorak atau tulang pipih lainnya.
Gejala
yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri dan kadang pembengkakan di
bagian tulang yang terkena. Penderita juga mungkin mengalami demam.
Tumor mudah menyebar, seringkali menyebar ke paru-paru dan tulang lainnya.
Pada saat terdiagnosis, penyebaran telah terjadi hampir pada 30% penderita.
Jika diduga suatu tumor, maka biasanya dilakukan pemeriksaan untuk menentukan lokasi dan penyebaran tumor:
# Rontgen tulang kerangka tubuh
# Rontgen dada
# CT scan dada
# Skening tulang
# Biopsi tumor.
Pengobatan seringkali merupakan kombinasi dari:
# Kemoterapi (siklofosfamid, vinkristin, daktinomisin, doksorubisin, ifosfamid, etoposid)
# Terapi penyinaran tumor
# Terapi pembedahan untuk mengangkat tumor.
Prognosis tergantung kepada lokasi dan penyebaran tumor.
LIMFOMA TULANG MALIGNA
Limfoma Tulang Maligna (Sarkoma Sel Retikulum) biasanya timbul pada usia 40- 50 tahun.
Bisa berasal dari tulang manapun atau berasal dari tempat lain di tubuh kemudian menyebar ke tulang.
Biasanya tumor ini menimbulkan nyeri dan pembengkakan, dan tulang yang rusak lebih mudah patah.
Pengobatan
terdiri dari kombinasi kemoterapi dan terapi penyinaran, yang sama
efektifnya dengan pengangkatan tumor. Amputasi jarang diperlukan.
Tumor Tulang Metastatik
Tumor Tulang Metastatik merupakan tumor tulang yang berasal dari tumor di bagian tubuh lain yang telah menyebar ke tulang.
# Lesi tulang metastatik dibagi menjadi 3 kelompok: Lesi osteolitik
# Lesi osteoblastik
# Lesi campuran.
Lesi
osteolitik paling sering ditemukan pada proses destruktif (penghancuran
tulang). Lesi osteoblastik terjadi akibat pertumbuhan tulang baru yang
dirangsang oleh tumor. Secara mikroskopis, sebagian besar tumor tulang
metastatik merupakan lesi campuran.
PENYEBAB
Tulang merupakan
organ ketiga yang paling sering diserang oleh penyakit metastatik
(penyakit dari suatu organ yang menyebar ke bagian tubuh lainnya).
Kanker yang paling sering menyebar ke tulang adalah kanker payudara, paru-paru, prostat, tiroid dan ginjal.
Bila dibandingkan antara karsinoma dan sarkoma, maka jenis kanker yang lebih sering menyebar ke tulang adalah karsinoma.
Tulang
pertama yang biasanya terkena adalah tulang rusuk, tulang panggul dan
tulang belakang; tulang-tulang distal (ujung tubuh) jarang terkena.
Penyebaran
terjadi jika suatu tumor tunggal atau sekumpulan sel tumor masuk ke
dalam aliran darah dan melalui pembuluh darah di kanalis Harves sampai
ke sumsum tulang, dimana mereka berkembangbiak dan membentuk pembuluh
darah yang baru.
Pleksus vena Batson di tulang belakang memungkinkan
sel-sel kanker masuk ke dalam sirkulasi tulang belakang tanpa harus
melalui paru-paru terlebih dahulu. Aliran darah di dalam pleksus ini
sangat lambat sehingga sel-sel kanker bisa bertahan hidup dan
mempertinggi angka kejadian metastase kanker prostat ke tulang belakang.
GEJALA
Gejala yang sering ditemukan adalah nyeri, fraktur patologis (patah tulang patologis) dan hiperkalsemia.
Nyeri
ditemukan pada 70% penderita tumor tulang metastatik. Nyeri terjadi
akibat peregangan periosteum oleh tumor dan perangsangan saraf di dalam
endostium.
Fraktur patologis paling sering ditemukan pada kanker payudara. Hal ini terjadi akibat penghancuran alami pada lesi kanker.
Hiperkalsemia hanya ditemukan pada 10% penderita.
Kanker payudara yang menyebar ke tulang
Kanker
payudara merupakan induk kanker yang paling sering menyebar ke tulang.
Sebanyak 50% dari fraktur patologis disebabkan oleh kanker payudara.
Dulu
prognosis penderita kanker payudara disertai metastase ke tulang adalah
buruk, tetapi saat ini penderita bisa bertahan hidup lebih lama dan
merasa jauh lebih baik karena adanya perkembangan yang dramatis dalam
hal pengobatan dan pembedahan untuk keadaan tersebut.
Salah satu
perkembangan obat baru yang paling menggembirakan adalah golongan obat
yang dikenal sebagai bifosfonat (Aredia, Fosamax, Didronel, dll). Obat
ini memiliki kemampuan untuk menghambat perkembangan sel-sel tumor di
dalam tulang, sehingga mengurangi pembentukan lesi tulang dan mengurangi
angka kejadian patah tulang.
Bifosfonat bahkan bisa menghentikan penyebaran kanker payudara ke organ lainnya, seperti paru-paru atau hati.
Di
dalam tulang, sel-sel osteoklas dirangsang oleh kanker untuk memecahkan
serta menyerap kembali matriks tulang dan kalsium, sehingga timbul
nyeri dan terjadi patah tulang.
Bifosfonat menghambat sel osteoklas dan menjaga kekuatan tulang.
Kepada penderita kanker payudara dianjurkan untuk mengkonsumsi obat ini guna melindungi tulangnya.
Efek
samping yang ringan maupun sedang, mungkin akan timbul (misalnya nyeri
persendian atau gangguan pencernaan), tetapi hal ini sebaiknya bisa
ditahan oleh penderita karena perlindungan terhadap tulang adalah lebih
penting.
Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri.
Fraktur patologis jarang terjadi. Gejala sistemik yang mungkin terjadi adalah hiperkalsemia.
Kanker
payudara paling sering bermetastase ke tulang belakang, tulang rusuk,
tulang panggul dan tulang-tulang panjang di bagian proksimal.
Lesinya bisa merupakan osteoblastik maupun osteolitik.
Angka kelangsungan hidup rata-rata setelah metastase terdiagnosis, telah meningkat secara dramatis, yaitu sekitar 24-36 bulan.
Golongan bifosfonat tampaknya telah mampu meningkatkan angka kelangsungan hidup pada penderita.
Kanker payudara merupakan penyebab tersering dari fraktur patologis.
Sebaiknya segera dilakukan stabilisasi ortopedik pada tulang yang melemah, sebelum terjadinya patah tulang.
Pengobatan yang tertunda biasanya menyebabkan meningkatnya resiko komplikasi atau prognosis yang buruk.
Kanker paru-paru yang menyebar ke tulang
Kanker paru-paru merupakan sumber penularan kanker ke tulang nomor 3, setelah kanker payudara dan kanker prostat.
Penderita
biasanya berumur diatas 40 tahun dan usia rata-rata dari penderita
adalah sekitar 55 tahun. Selalu terdapat riwayat merokok.
Penderita mungkin tidak memiliki gejala selain lesi tulang yang nyeri.
Jika
seseorang mengalami metastase dan sumber kankernya tidak dapat
ditemukan, maka kemungkinan kankernya berasal dari paru-paru atau
ginjal.
Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri.
Fraktur patologis biasanya didahului oleh nyeri yang semakin hebat beberapa minggu sebelumnya.
Pada
beberapa kasus, penderita mencoba mengingkari atau tidak menghiraukan
gejalanya. Kadang lesi tulang diduganya sebagai otot yang tertarik atau
kram,
Gejala sistemik juga bisa terjadi, seperti hiperkalsemia
dan osteoartropati pulmoner hipertrofik (penebalan tulang tubuler
panjang dan pendek disertai clubbing finger/pembengkakan jari tangan
yang tampak seperti tabuh genderang).
Kanker paru metastatik
paling sering menyebar ke tulang belakang, tulang rusuk, tulang panggul
dan tulang panjang bagian proksimal.
Gambaran yang khas dari lesi ini
adalah kemampuannya untuk menyebar ke tulang tangan (50%) dan kaki
(15%). Hal ini diduga terjadi karena kemampuan suatu tumor di paru untuk
mengalirkan sel-sel ganas secara langsung ke dalam aliran darah arteri,
dimana kemudian mereka dapat mengalir ke tempat yang lebih jaruh. Tumor
lainnya mengalirkan sel-sel ganas ke dalam vena, dimana kemudian
sel-sel tersebut terlebih dahulu masuk ke dalam paru-paru atau hati yang
bertindak sebagai filter dan menangkap sel-sel tersebut.
Kanker
paru metastatik biasanya muncul sebagai lesi litik dengan pinggiran yang
tidak jelas, tanpa matriks dan disertai kerusakan korteks. Lesi paru di
dalam tulang juga bisa berupa lesi blastik.
Kanker paru yang menyebar ke tulang merupakan tumor yang paling agresif dan memiliki prognosis yang sangat buruk.
Rata-rata penderitanya bertahan hidup sekitar 6 bulan setelah penyakitnya terdiagnosis.
Stabilisasi ortopedik pada tulang yang lemah sebaiknya dilakukan sebelum terjadinya fraktur.
Karsinoma sel renalis yang menyebar ke tulang
Kanker sel ginjal merupakan sumber kanker nomor 6 yang menyebar ke tulang.
Meskipun jumlah kanker ini sedikit, tetapi mereka sangat menggemari tulang dan karenanya membentuk sejumlah besar lesi tulang.
Penderita
biasanya berumur diatas 40 tahun dan usia rata-rata dari penderita
adalah sekitar 55 tahun. Penderita bisa hanya menunjukkan gejala berupa
lesi tulang yang nyeri.
Tumor primer bisa tumbuh cukup besar tanpa
menimbulkan gejala lokal seperti nyeri pinggang atau adanya massa di di
dalam perut, karena itu kanker ginjal seringkali baru diketahui setelah
terjadinya penyebaran.
Hematuria (adanya darah dalam air kemih) juga merupakan tanda yang sering ditemukan.
Jika
seseorang menderita tumor metastatik dan sumbernya tidak dapat
diketahui, maka kemungkinan besar tumornya berasal dari paru-paru atau
ginjal.
Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri.
Beberapa minggu sebelum fraktur patologis biasanya didahului dengan
nyeri yang semakin menghebat.
Pada beberapa kasus, penderita mencoba
untuk tidak menghiraukan atau menyangkal timbulnya gejala. Kadang lesi
tulang yang nyeri dikatakannya sebagai otot yang tertarik atau kram.
Metastase
kanker ginjal paling sering menyerang tulang belakang, tulang rusuk,
tulang panggul dan tulang panjang bagian proksimal.
Metastase bisa terjadi beberapa tahun setelah lesi primernya diobati.
Ginjal
kaya akan pembuluh darah, karena itu metatasenya juga mungkin kaya akan
pembuluh darah sehingga bisa menimbulkan perdarahan hebat setelah
dilakukannya biopsi.
Kanker ginjal dengan metastase ke tulang
bisa merupakan suatu tumor yang sangat agresif dan penderita dengan
beberapa lesi tulang memiliki prognosis yang buruk. Terapi penyinaran
tidak efektif dan tidak ada kemoterapi yang dapat digunakan.
Rata-rata penderita mampu bertahan sekitar 12-18 bulan setelah penyakitnya terdiagnosis.
Kanker ginjal merupakan salah satu jenis adenokarsinoma metastatik yang bisa diatasi dengan pembedahan.
Stabilisasi ortopedik pada tulang yang lemah sebaiknya dilakukan sebelum terjadinya fraktur.
Kanker prostat metastatik
#
Faktor resiko terjadinya kanker prostat: Usia lanjut (usia rata-rata
penderita adalah 72 tahun dan sebagian besar terdiagnosis pada umur
diatas 55 tahun)
# Riwayat keluarga dengan kanker prostat
# 2 kali lebih sering ditemukan pada pria Afro-Amerika.
Pada
stadium lanjut, karsinoma prostat bisa menyebar ke berbagai bagian
tubuh, yang paling sering adalah ke kelenjar getah bening dan tulang.
Tulang yang paling sering terkena adalah tulang belakang, tulang dada, tulang panggul, tulang rusuk dan tulang paha.
Metastase
ke tulang ditandai dengan adanya kelainan pada kepadatan tulang. Hal
ini menunjukkan adanya peningkatan turnover tulang.
Aktivitas osteoblastik dan osteoklastik tulang meningkat, tetapi jumlah aktivitas osteoblastik melebihi osteoklastik.
Diagnosis
kanker prostat biasanya ditegakkan berdasarkan adanya peningakatan
kadar PSA dan atau prostat asid fosfatase atau pada pemeriksaan colok
dubur teraba adanya benjolan.
Diagnosis biasanya diperkuat dengan hasil biopsi yang dipandu oleh USG transrektal.
Saat
ini, PSA juga digunakan untuk sebagai pertanda yang paling berguna
untuk menilai tingkat keterlibatan tulang pada kanker prostat.
Diagnosis metastase ke tulang diperkuat dengan pemeriksaan skening tulang.
Pertanda lainnya yang digunakan untuk menilai keterlibatan tulang (masih dalam taraf percobaan) adalah ICTP.
Metode
yang digunakan untuk mengobati kanker prostat adalah prostatektomi
(pengangkatan prostat), terapi penyinaran dan terapi hormon.
Beberapa
penderita dengan metastase seringkali membutuhkan pengobatan tambahan
seperti terapi hormon tingkat dua, yang menyebabkan penekanan
pembentukan androgen atau menghalangi aksinya pada kanker.
Pilihan
lainnya adalah kemoterapi, terapi penyinaran dan bifosfonat, yang akan
menyebabkan berkurangnya osteoklas dan mencegah pemecahan tulang.
Efektivitas bifosfonat dalam mengatasi kanker prostat metastatik masih dalam penelitian.
Pada penderita yang mengalami nyeri yang hebat, bisa diberikan narkotik.
Angka harapan hidup 5 tahun diperkirakan sebesar 8-10%.
60% penderita yang baru terdiagnosis diperkirakan hanya mampu bertahan selama 2 tahun.
Pemeriksaan dan skening tulang sebaiknya dilakukan secara rutin untuk mencegah memburuknya metastase menjadi fraktur patologis.
Seperti
telah disebutkan diatas, yang paling sering terkena metastase adalah
tulang belakang, tulang dada, tulang panggul, tulang rusuk dan tulang
paha. Meskipun demikian, fraktur paling sering terjadi di korteks
medialis dari tulang paha proksimal dan badan tulang belakang, karena
kedua tempat tersebut menyangga beban yang berat.
Secara
keseluruhan, angka kejadian fraktur patologis karena kanker prostat
adalah rendah karena adanya reaksi pembentukan tulang (osteoblastik)
oleh tumor.
Meskipun terjadi fraktur, kecepatan penyembuhannya
mendekati tulang yang normal. Dengan penyembuhan yang normal ini, yang
dikombinasikan dengan terapi penyinaran dan terapi hormonal, maka
pembedahan untuk stabilisasi hanya perlu dilakukan pada 25% penderita
yang mengalami fraktur patologis.
Metastase ke tulang yang didominasi oleh osteolitik jarang terjadi pada kanker prostat.
Lesi osteolitik pada kanker prostat memiliki resiko fraktur yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan lesi osteoblastik.
Penderita
yang mengalami ancaman fraktur patologis bisa diobati dengan
pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi atau terapi hormonal.
Onkologis
(ahli tumor) dan ahli bedah ortopedik sebaiknya melakukan follow-up
pasca pembedahan secara bersamaan karena sekitar 25% penderita akan
mengalami metastase tulang lainnya.
DIAGNOSA
Seseorang yang
menderita kanker di bagian tubuh lain dan mengalami nyeri tulang atau
pembengkakan, biasanya akan menjalani pemeriksaan untuk tumor tulang
metastatik.
Foto rontgen dan skening tulang dengan zat radioaktif bisa membantu menentukan lokasi dari tumor.
Jika
gejala tulang lebih dulu timbul sebelum induk kankernya diketahui, maka
pada keadaan ini, lokasi kanker asalnya dapat diketahui dengan
melakukan pemeriksaan biopsi.
Pemeriksaan CT lebih spesifik daripada skening tulang dan bisa membedakan antara lesi osteolitik dan lesi osteoblastik.
MRI
merupakan metoda paling sensitif untuk mendeteksi metastase tulang
karena sel-selnya dapat terlihat sebelum terjadinya reaksi lokal tulang.
PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada jenis kankernya.
Ada
kanker yang memberikan respon yang baik terhadap kemoterapi saja,
penyinaran saja atau kombinasi antara kemoterapi dan terapi penyinaran;
tetapi ada beberapa jenis kanker yang tidak menunjukkan respon terhadap
keduanya.
Pembedahan untuk menstabilkan tulang kadang-kadang bisa mencegah terjadinya patah tulang.
Lesi
yang tidak memiliki resiko fraktur patologis, bisa diobati dengan
penyinaran atau kemoterapi yang sesuai. Lesi yang memiliki resiko
fraktur patologis, sebaiknya distabilkan melalui pembedahan elektif
sebelum terjadinya patah tulang. Tujuan dari pembedahan adalah untuk
mempertahankan stabilitas dan fungsi sistem otot-kerangka tubuh dan
untuk mengurangi nyeri. Pembedahan darurat dilakukan pada metastase ke
tulang belakang dengan tujuan untuk mempertahankan fungsi neurologis
(persarafan).